Apa yang membedakan antara Prabowo Subianto dengan Presiden SBY? Prabowo anak "begawan ekonomi Indonesia" Prof.Sumitro Djojohadikumuso, tokoh Sosialis, dan menjadi menteri ekonomi di awal era Orde Baru. Prabowo pernah menjadi menantu Presiden Soeharto.
Anggota DPR  PDIP, Permadi pernah memberikan julukan kepada Prabowo, sebagai "Soekarno muda". Prabowo memiliki kemampuan berorasi, dan dinilai oleh Permadi menjadi tokoh yang memiliki karakter seperti Soekarno. Karena itu, Prabowo pernah bersanding dengan Megawati sebagai wakil presiden di pemilu 2009 lalu, tetapi gagal.
Menjelang pemilu 2014 ini, justru Prabowo membuka tabir tentang dirinya, dan mengakui dia berkiblat ke Barat.
Sedangkan Presiden SBY, mengatakan bahwa Amerika Serikat sebagai "negaranya kedua".  "I Love United States with all its faults. I consider it my second country”, kata SBY, seperti dalam buku biografinya.
Jadi apa yang membedakan antara Prabowo dan SBY? Kenyataan dan fakta keduanya mengakui berkiblat ke Barat.
Selanjutnya, dengan nada yang sangat jelas, Prabowo mengaku hidupnya berkiblat ke Barat. “Dari umur 6 sampai 16 tahun saya tinggal di negara Barat, di Inggris dan Amerika,” kata dia saat berkunjung ke kantor Tempo, 25/10/2013.

“Saya memang masuk AKABRI. Saya lulus, sebelum dan sesudahnya saya banyak bersekolah di Barat. Saya elite Indonesia yang berkiblat ke Barat, kagum pada Barat, besar di alam itu. Jadi, saya besar dengan nilai Barat, nilai modern.”

Sebelum memasuki AKABRI Darat Magelang pada 1970, Prabowo memang bersekolah di American School in London, United Kingdom, pada 1969. Karena terbiasa dengan kehidupan di negara Barat, Prabowo ingin Indonesia berkiblat ke sana jika ingin maju. “Kita harus westernisasi, harus adopt (menyerap) nilai-nilai Barat.”

Soal kebebasan pers, Prabowo menekankan pentingnya nilai-nilai kebebasan itu. “Ini sakral,” kata dia. “Dan saya karena produk Barat, saya mengalami internalisasi nilai itu. Nilai yang mereka katakan kepada kita, humanisme, demokrasi liberal, fair play, the rule of law", ujarnya.
Dan, semua nilai Barat yang dikatakan oleh Prabowo itu, hanyalah omong kosong, tidak pernah dipraktekkan secara jujur oleh Amerika.
Pernyataan Prabowo itu, memang menginginkan dukungan dari Barat, khususnya dari Amerika Serikat. Prabowo pernah memberikan klarifikasi tentang sejumlah isu, saat bertemu dengan sejumlah tokoh di Singapura, bebarapa bulan lalu, persepsi tentang masalah yang pernah terjadi,  seperti peristiwa yang terjadi Mei 1998. Di mana terjadi huru-hara, dan menghancurkan kelompok Cina.
Ketika Prabowo konflik dengan Soeharto, pergi dan sementara tinggal di Jordania, atas jasa baik sahabatnya, yaitu Raja Abdullah yang menjadi sukutu  Amerika di Timur Tengah, dan memiliki hubungan dekat dengan Israel.
Jordania satu-satunya negara Arab yang membuka hubungnan diplomatik dengan Israel. Prabowo  dan Abdullah sama-sama pernah sekolah di akademi militer Amerika.
Apakah Prabowo akan memiliki sikap yang tegas, dan dapat  membela  kepentingan nasional Indonesia, ketika menghadapi intervensi Barat?
Sementara itu, Amerika Serikat sekarang berada di ujung kebangkrutan, dan kehilangan peran strategisnya secara global. Seperti yang dikatakan oleh Senator Ron Paul dari Republik, bahwa Amerika Serikat sedang menuju kehancurannya.
Masihkah Prabowo dan SBY menjadikan Amerika sebagai kiblatnya?  aff/dsb.

0 komentar:

Post a Comment

Tulis komentar anda disini...

 
Top