Tragedi Longsor Tambang Gunung Kuda: 14 Korban Meninggal, Pencarian Masih Berlanjut

Cirebon, Jawa Barat – Tragedi longsor di Tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat, kembali menelan korban jiwa. Hingga Sabtu (31/5/2025), sebanyak 14 orang ditemukan meninggal dunia, sementara proses pencarian korban lainnya masih terus dilanjutkan oleh tim gabungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, dan aparat setempat.

Pencarian Masih Terus Dilakukan

Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, menyatakan bahwa 4 keluarga telah melaporkan anggota keluarganya yang belum kembali dari lokasi tambang. Untuk mempercepat proses evakuasi, sejumlah alat berat telah diturunkan ke lokasi. Garis polisi (police line) juga telah dipasang demi menjamin kelancaran dan keamanan selama proses pencarian berlangsung.

"Kami terus berupaya maksimal. Semoga korban yang masih hilang segera ditemukan," ujar Ade Dian.

Tragedi yang Sudah Diperingatkan Sejak Lama

Ironisnya, tragedi ini ternyata bukan kali pertama terjadi di lokasi yang sama. Dalam unggahan video di akun Instagram resminya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkap bahwa sudah sejak tahun 2021 ia menyoroti aktivitas pertambangan berisiko tinggi di Gunung Kuda.

Dalam video dokumentasi tanggal 7 Oktober 2021, saat itu Dedi Mulyadi masih menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI. Ia terlihat turun langsung ke lokasi dan menanyakan kepada para pekerja tentang titik longsoran. Namun, jawaban yang ia terima sangat mengecewakan dan tidak informatif.

"Saya sudah minta Kementerian ESDM untuk mengevaluasi lokasi ini. Ini batuannya rapuh dan digali dari bawah, sangat berbahaya," ujar Dedi dalam video tersebut.

Duka dan Kepedulian untuk Korban

Dalam video lainnya yang diunggah pasca-kejadian, Dedi Mulyadi menyampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Ia mengunjungi rumah salah satu korban, seorang pedagang minuman yang diketahui merupakan seorang janda dengan empat orang anak. Anak-anak yang ditinggalkan kini harus menatap masa depan tanpa kehadiran sang ibu.

"Saya bersedia menjadi ayah asuh bagi anak-anak korban. Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan menanggung penuh biaya pendidikan mereka," kata Dedi penuh empati.

BNPB Keluarkan Peringatan

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resminya menyatakan bahwa masyarakat tetap harus siaga menghadapi potensi bencana meski curah hujan mulai berkurang.

"Warga yang tinggal atau bekerja di sekitar lereng dan tambang harus terus waspada. Jika terjadi hujan deras, segera hentikan aktivitas dan cari tempat aman," tegas Abdul.

BNPB juga menghimbau warga untuk menebang pohon-pohon rapuh yang berpotensi tumbang, terutama jika angin kencang terjadi. Langkah antisipatif ini sangat penting untuk menghindari kerusakan rumah maupun korban jiwa.


Catatan Kritis: Tambang dan Nyawa yang Terabaikan

Peristiwa tragis di Gunung Kuda memperlihatkan betapa rapuhnya sistem pengawasan terhadap aktivitas pertambangan di daerah. Meski peringatan sudah disampaikan sejak lama oleh tokoh publik seperti Dedi Mulyadi, tindakan nyata baru terlihat setelah korban berjatuhan.

Kini, selain upaya evakuasi dan penanganan korban, publik menuntut evaluasi menyeluruh terhadap izin usaha pertambangan, keselamatan kerja, serta komitmen pengawasan lingkungan oleh pemerintah pusat dan daerah. Jangan sampai peristiwa ini hanya menjadi angka dalam statistik tanpa ada perubahan nyata di lapangan.


Penulis: Tim Redaksi
Tanggal Terbit: Sabtu, 31 Mei 2025
Sumber: BNPB, Instagram Dedi Mulyadi, SAR Bandung


๐Ÿ•ฏ️ Semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
๐Ÿ“Œ Pantau terus perkembangan pencarian korban longsor di Tambang Gunung Kuda hanya di portal ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar anda disini...

 
Top